Pada tahun pelajaran 2023-2024 ini, PAUD Islam Bintang Juara telah terpilih sebagai salah satu Sekolah Penggerak. Salah satu kegiatan yang harus ada yaitu Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau yang biasa disingkat dengan P5.
Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Profil Pelajar Pancasila adalah salah satu wujud dari Visi Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Informasi terkait Profil Pelajar Pancasila dapat Ayah Bunda temukan melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024.
Salah satu profil dari Pelajar Pancasila adalah karakter berkebhinnekaan global. Pada bulan Agustus ini, sesuai dengan “Aku Cinta Indonesia” yang diangkat sebagai topik pembelajaran di PAUD Islam Bintang Juara, profil ini sedang diupayakan untuk dibangun dalam diri kakak KB – TK.
Adapun tujuan dari membangun Profil Pelajar Pancasila berkebhinnekaan global yaitu untuk melahirkan Calon Pemimpin Muslim yang memiliki semangat untuk mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitas, namun tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain.
Calon Pemimpin Muslim yang memiliki karakter berkebhinnekaan global diharapkan dapat memilliki rasa saling menghargai dan menghormati perbedaan yang ada. Serta mampu membentuk budaya baru yang positif, tanpa bertentangan dengan budaya luhur bangsa.
Daftar Isi
3 Elemen Kunci Profil Pelajar Pancasila Berkebhinnekaan Global
Ayah Bunda, terdapat 3 buah elemen kunci untuk menguatkan profil pelajar pancasila berkebinekaan Global, yaitu :
- Mengenal dan menghargai budaya
- Kemampuan komunikasi inter kultural dalam berinteraksi dengan sesama
- Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kebhinnekaan memiliki arti “beraneka ragam, bermacam-macam, banyak, beragam, dan sebagainya.” Secara khusus, kebhinnekaan berarti beragamnya perbedaan yang ada dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, menyangkut pada perbedaan suku bangsa, ras, agama, budaya, bahasa dan sebagainya.
Sesuai dengan semboyan Bangsa Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, yang artinya walaupun berbeda-beda, tetapi tetap satu jua. Oleh karenanya pelajar yang memiliki karakter berkebhinnekaan global mampu menghormati segala perbedaan yang ada, dan mampu membangun persatuan dan kesatuan antar sesama.
Lalu bagaimanakah cara membangun Profil Pelajar Pancasila pada anak usia dini? Alhamdulillah di PAUD Islam Bintang Juara, kegiatan P5 telah tercipta melalui kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan dalam aktivitas harian, antara lain:
1. Menumbuhkan Toleransi
PAUD Islam Bintang Juara adalah lembaga pendidikan yang inklusif. Artinya, kakak shalih-shalihah berkebutuhan khusus mendapat kesempatan yang sama untuk belajar di sini.
Bagi kakak shalih-shalihah yang reguler memiliki teman berkebutuhan khusus adalah salah satu cara untuk membangun karakter berkebhinnekaan global. Kakak shalih-shalihah secara alami belajar mengenai konsep toleransi.
Sejatinya, toleransi adalah sikap yang tidak mudah merendahkan atau menyepelekan keberadaan orang lain berdasarkan kondisinya. Sikap toleransi mengajak kakak shalih-shalihah untuk berpikir secara utuh dan rendah hati.
Dalam membangun nilai toleransi di dalam diri kakak shalih-shalihah, para guru mengajarkan untuk tidak pilih-pilih teman. Kakak shalih-shalihah harus berteman dengan siapa saja di sekolah, tanpa melihat kondisi fisik, perbedaan budaya, asal suku dan lainnya.
Untuk mengenalkan beragam budaya yang ada di Indonesia, salah satunya dengan mengajak kakak shalih-shalihah mengikuti upacara peringatan kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 mengenakan pakaian adat. Kakak shalih-shalihah bisa mendapat pengalaman kebhinnekaan melalui kegiatan tersebut.
Pada saat yang sama, ada kakak shalih-shalihah yang memilih untuk mengenakan baju profesi dan baju batik. Pilihan-pilihan yang berbeda ini sangat membantu guru untuk mengajarkan kakak shalih-shalihah untuk menghormati beragam pilihan yang diambil.
2. Melatihkan Gotong Royong
Gotong royong merupakan istilah yang asli dari Indonesia. Artinya saling bekerjasama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Agar kerja sama berjalan baik, kakak shalih-shalihah harus mampu menerima keragaman teman-temannya, dari sisi kemampuan, potensi, ciri fisik dan lainnya.
Hal ini bisa terlihat ketika kakak shalih-shalihah diajak untuk bermain secara berkelompok di Festival Merah Putih. Secara sederhana kakak shalih-shalihah belajar berkomunikasi dan mengenali kemampuan temannya masing-masing. Kakak shalih-shalihah secara alamiah juga saling membantu dan mendukung teman-teman sekelompoknya demi mencapai tujuan bersama.
3. Menumbuhkan Kerukunan
Berkonflik pada anak usia dini adalah salah satu pembelajaran yang tidak boleh dilewatkan. Kakak shalih-shalihah diajarkan untuk mengatasi konflik dengan tenang, tidak bersikap berlebihan dan menyampaikan ketidaknyamanan dengan jelas.
Dengan mengajarkan kakak shalih-shalihah kontrol diri, sehingga mampu menyampaikan perasaan dengan baik, diharapkan kerukunan akan tumbuh dengan subur. Para guru juga biasanya mengajak kakak shalih-shalihah untuk menuntaskan konflik, dan berujung dengan saling memaafkan.
4. Menumbuhkan Keadilan
Salah satu hal penting dalam membangun Profil Pelajar Pancasila berkebhinnekaan global adalah menumbuhkan keadilan. Oleh karenanya guru memperlihatkan bagaimana situasi yang tidak memihak pada satu anak.
Hal tersebut bisa dilihat ketika kakak shalih-shalihah berkonflik, guru akan mendudukkan kakak shalih-shalihah yang terlibat konflik dan mendengarkan masing-masing sudut pandang. Apabila ada saksi yang melihat konflik tersebut berlangsung, guru juga akan mendatangkan saksi tersebut dan mendengarkan ceritanya.
Cara ini efektif untuk membuat kakak shalih-shalihah diakui perasaannya, dan diterima ceritanya. Serta kakak shalih-shalihah juga bisa belajar bagaimana para guru bersikap adil terhadap semua siswanya.
Diharapkan dengan melihat contoh nyata bagaimana guru memperlakukan kakak shalih-shalihah, mereka juga akan meniru dan mengaplikasikan nilai keadilan tersebut dalam kegiatan sehari-hari.
Nah, apakah Ayah Bunda siap untuk menguatkan Profil Pelajar Pancasila berkebhinekaan global pada anak usia dini dengan mengaplikasikan keempat hal tersebut di rumah masing-masing? Karena sejatinya mengasuh satu anak membutuhkan keterlibatan banyak pihak. Maka, mari bersinergi dan berkolaborasi, Ayah Bunda.***
Referensi:
- https://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/profil-pelajar-pancasila
- https://radioedukasi.kemdikbud.go.id/read/3431/nilai-kebhinekaan-dalam-profil-pelajar-pancasila.html
- https://blog.kejarcita.id/pelajar-pancasila-mengembangkan-karakter-berkebhinekaan-global-siswa-dalam-pembelajaran/