Rabu, 16 Juli 2025 menjadi hari ketiga dalam rangkaian Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Ramah 2025 di PAUD Islam Bintang Juara. Setelah hari pertama penuh adaptasi dan hari kedua MPLS Ramah penuh kedekatan, kini saatnya kakak shalih-shalihah diajak memahami nilai-nilai penting lewat cerita dan aksi nyata.
Daftar Isi
Belajar Menjaga Bumi dengan Cerita dan Aksi
Dengan tema “Serunya Panggung Dongeng dan Pohon Deklarasi”, anak-anak diajak menyelami isu penting yang relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka: menjaga bumi. Dan semua dikemas dalam suasana yang menyenangkan, interaktif, dan penuh kehangatan khas dunia anak.
🎭 Panggung Dongeng: “Aku Mampu Menjaga Bumi”
Suasana aula PAUD pagi itu tampak meriah. Anak-anak duduk melingkar di atas karpet warna-warni. Mata mereka menatap penuh antusias ke arah panggung kecil yang didekorasi dengan gambar awan, pepohonan, dan daur ulang sampah. Di sinilah Panggung Dongeng dimulai.
Hari itu, hadir Miss Nurul, salah seorang guru PAUD Islam Bintang Juara yang dikenal pandai memikat perhatian anak-anak. Dengan suara lembut dan penuh ekspresi, Miss Nurul membawakan dongeng berjudul “Aku Mampu Menjaga Bumi”, dibantu oleh boneka tangan lucunya yang bernama Yanto.
Yanto, si boneka monyet lucu berwarna cokelat, bercerita tentang kebiasaan buruk yang merusak lingkungan—membuang sampah sembarangan, boros air, dan tidak peduli pada tumbuhan. Namun, di akhir cerita, Yanto berubah menjadi anak yang peduli, belajar membuang sampah pada tempatnya, menyiram tanaman, dan hemat listrik.
Dongeng ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajarkan empati dan tanggung jawab terhadap lingkungan. Anak-anak tertawa, menjawab pertanyaan, bahkan menirukan gaya bicara Yanto dengan gembira.
“Siapa yang mau jadi penjaga bumi seperti Yanto?”
Hampir semua tangan kecil terangkat tinggi, diiringi sorakan semangat: “Saya… Saya bisa!”
🌳 Pohon Deklarasi GESIT: Dari Niat Menjadi Aksi
Usai dongeng, kegiatan dilanjutkan dengan membuat Pohon Deklarasi sebagai bagian dari Gerakan Literasi Lingkungan Terpadu (GESIT). Di sudut kelas, berdiri pohon besar dari karton cokelat, lengkap dengan dahan-dahan yang siap diisi dengan “daun-daun kebaikan”.
Setiap anak mendapat satu potongan kertas berbentuk daun. Di daun itu, mereka—dengan bantuan guru—menuliskan atau menggambar komitmen kecil mereka dalam menjaga bumi. Ada yang menulis “aku mau buang sampah pada tempatnya”, ada yang menggambar keran air dan menuliskan “aku hemat air”, bahkan ada yang menggambar pohon dan menulis “aku suka menanam”.
Setelah selesai, satu per satu anak maju untuk menempelkan daunnya ke pohon besar. Sambil menempel, mereka menyebutkan dengan lantang komitmen yang telah dibuat. Suasana berubah menjadi penuh haru dan bangga.
Pohon itu kini berdiri megah, bukan hanya sebagai dekorasi, tapi sebagai simbol tumbuhnya kesadaran lingkungan di hati anak-anak sejak dini.
🌟 Dari Dongeng ke Aksi Nyata
Hari ketiga MPLS di PAUD Islam Bintang Juara bukan hanya menjadi momen menyenangkan, tapi juga momen penuh makna. Anak-anak belajar bahwa mencintai bumi bisa dimulai dari hal sederhana, seperti membuang sampah pada tempatnya atau menyayangi tanaman.
Dongeng menghidupkan imajinasi, dan pohon deklarasi menjadikannya nyata. Kakak shalih-shalihah juga diajarkan langsung praktik memilah sampah sesuai jenisnya.
Semoga semangat menjaga bumi ini terus tumbuh bersama mereka. Karena dari tangan-tangan kecil inilah, masa depan yang lebih hijau dan penuh harapan akan tumbuh.
Sampai bertemu di keseruan MPLS hari keempat, ya, Ayah Bunda.*** (CM-MRT)