Memasak tumpeng identik dengan peringatan atau perayaan hari-hari penting, salah satunya peringatan kemerdekaan. Oleh karenanya, pada cooking class hari Jum’at, 11 Agustus 2023 lalu, kakak shalih-shalihah KB dan TK Islam Bintang Juara diajak untuk membuat tumpeng kemerdekaan.
Filosofi di Balik Tumpeng
Nasi tumpeng bukan sekadar masakan khas Indonesia. Tumpeng memiliki nilai filosofi yang luar biasa lo, Ayah Bunda. Bentuk kerucut pada nasi tumpeng mewakii konsep ketuhanan, artinya tentang manusia yang mempercayai tuhan.
Sementara itu lauk yang diletakkan di bawah nasi tumpeng juga memiliki filosofi tersendiri. Lauk yang diletakkan secara horizontal berkaitan dengan hubungan antar sesama manusia.
Jenis lauk tumpeng yang beragam mewakili manusia yang berbeda-beda. Oleh karena itu penting bagi orang tua dan guru untuk mengajarkan anak tentang pentingnya toleransi.
Wah, ternyata di balik nasi tumpeng ada filosofi yang luar biasa ya, Ayah Bunda. Pantas saja kalau tumpeng dipilih menjadi menu masakan untuk sarana belajar kakak shalih-shalihah. Namun selain nilai filosofinya, kakak KB dan TK juga belajar banyak hal melalui kegiatan memasak nasi tumpeng lo. Apa sajakah itu?
Memberikan Pengalaman Bermakna Melalui Kegiatan Memasak Tumpeng Kemerdekaan
Sebelum kakak shalih-shalihah belajar membuat tumpeng kemerdekaan, para guru menunjukkan seperti apakah bentuk dari tumpeng nasi kuning. Lalu kakak shalih-shalihah diajak untuk menyebutkan nama-nama lauk yang ada di nasi tumpeng tersebut.
Setelah itu guru menunjukkan bahan-bahan mentah yang digunakan untuk membuat nasi kuning. Kakak shalih-shalihah bisa melihat bagaimana perbedaan lauk yang belum diolah dengan yang sudah matang.
Para guru juga menginformasikan prosedur pembuatan nasi kuning dari awal hingga akhir. Baru kemudian kakak shalih-shalihah diajak untuk membuat tumpeng kemerdekaan bersama.
Berawal dari memotong bahan-bahan yang digunakan, seperti memotong tempe berukuran dadu dan mengiris telur dadar. Untuk keamanan kakak shalih-shalihah, pisau yang digunakan bukanlah pisau dapur ya Ayah Bunda, tetapi pisau yang biasa digunakan untuk memotong kue.
Selain memotong tempe, kakak shalih-shalihah juga diajak untuk mengupas kentang. Kegiatan ini bermanfaat untuk melatih motorik halus lo, Ayah Bunda. Kakak shalih-shalihah yang belum terlatih motorik halusnya, akan memegang kentang terlalu kuat dan cenderung membuat kentang menjadi hancur.
Bagi kakak yang motorik halus dan kontrol dirinya sudah cukup baik, mereka bisa mengukur tekanan yang pas saat memegang kentang. Puncaknya, kakak shalih-shalihah diminta untuk mencetak nasi agar menghasilkan bentuk tumpeng.
Caranya yaitu dengan menyediakan kertas minyak berwarna cokelat yang dibentuk kerucut, seperti cone es krim. Kemudian nasi kuning dimasukkan ke dalam kertas tersebut. Kepadatannya harus pas agar nasi kuning bisa berdiri dengan kokoh dan tidak mudah tumbang.
Setelah itu nasi yang sudah dibentuk menjadi kerucut dimasukkan ke dalam wadah. Kemudian dihias dengan lauk-pauk dan sayur yang telah disediakan.
Masya Allah, wajah kakak shalih-shalihah KB dan TK A mengguratkan kebahagiaan tiada terkira karena berhasil membuat tumpeng kemerdekaan. Apakah Ayah Bunda sudah mencicipi rasa tumpengnya?
Melalui kegiatan cooking class yang merupakan salah satu program unggulan PAUD Islam Bintang Juara ini, kakak shalih-shalihah belajar tentang kontrol diri, melatih motorik halus, mengenal ciri-ciri fisik benda, dan melatih kesabaran.
Nah, kalau Ayah Bunda apakah pernah melibatkan kakak shalih-shalihah dalam kegiatan memasak di rumah? Boleh dong berbagi cerita di kolom komentar.***
Referensi:
- https://www.fimela.com/food/read/4972024/mengenal-filosofi-tumpeng-lengkap-beserta-sejarah-dan-resepnya
- https://investor.id/lifestyle/297351/mengungkap-filosofi-jenis-lauk-di-nasi-tumpeng
- https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/09/07/230155278/apa-itu-tumpeng-ternyata-ini-rahasia-di-balik-sajian-nasi-yang-berbentuk?page=all